Kriteria Sepsis Menurut WHO

Salam, Sobat Penurut!

Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan sepsis? Sepsis merupakan kondisi yang serius dan mengancam nyawa yang disebabkan oleh respons tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Dilansir oleh World Health Organization (WHO), setiap tahunnya terdapat sekitar 30 juta kasus sepsis di seluruh dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui kriteria sepsis menurut WHO agar dapat mengenali tanda-tanda sepsis dengan cepat dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pengobatan.

👀 Mengetahui Kriteria Sepsis Menurut WHO

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang kriteria sepsis menurut WHO, penting untuk memahami kondisi sepsis terlebih dahulu. Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan dan merespons infeksi secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh, termasuk organ vital seperti paru-paru, ginjal, dan hati. Menurut WHO, diagnosis sepsis didasarkan pada kriteria SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome) yang meliputi gejala-gejala sebagai berikut:

  1. Demam (>38°C) atau hipotermia (<36°C)
  2. Takikardi (denyut jantung > 90 kali/menit) atau takipnea (frekuensi napas > 20 kali/menit atau PaCO2 < 32 mmHg)
  3. Trombositopenia (jumlah platelet <100.000/mm3) atau leukopenia (jumlah leukosit <4.000/mm3) atau leukositosis (jumlah leukosit >12.000/mm3 atau band form >10%)
  4. Hipotensi (tekanan darah sistolik <90 mmHg atau tekanan darah diastolik <60 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik >40 mmHg dari nilai awal)

Setidaknya harus ada dua kriteria SIRS dari empat kriteria di atas untuk dianggap sepsis. Jika terdapat tanda-tanda kegagalan organ, seperti masalah pernapasan, gangguan kesadaran atau penurunan produksi urine, maka dapat dianggap sebagai sepsis berat atau syok sepsis.

👍 Kelebihan Kriteria Sepsis Menurut WHO

1. Mudah dipahami dan diaplikasikan di seluruh duniaKriteria sepsis menurut WHO didasarkan pada evalusi klinis dan dapat diterapkan di berbagai negara dan sistem kesehatan. Hal ini memudahkan tenaga medis dalam mengenali tanda-tanda sepsis dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pengobatan.2. Menekankan pentingnya pengenalan diniDengan adanya kriteria sepsis menurut WHO, dokter dan tenaga medis dapat mengenali tanda-tanda sepsis dengan lebih cepat dan mengambil tindakan yang tepat. Hal ini dapat meningkatkan kesempatan pasien untuk sembuh dan mencegah terjadinya komplikasi serius.3. Meningkatkan kesadaran publikDengan lebih banyak orang yang mengetahui kriteria sepsis menurut WHO, maka kesadaran masyarakat akan bahaya sepsis dapat meningkat. Hal ini dapat mendorong orang untuk mencari tindakan medis lebih cepat dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.4. Dapat diaplikasikan pada berbagai jenis infeksiKriteria sepsis menurut WHO dapat diterapkan pada infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit. Hal ini memudahkan dokter dalam mengenali tanda-tanda sepsis pada pasien dengan berbagai jenis infeksi.5. Mencegah terjadinya overdiagnosis atau underdiagnosisDengan adanya kriteria sepsis menurut WHO, dokter dapat melakukan diagnosa yang lebih akurat dan menghindari overdiagnosis atau underdiagnosis. Hal ini dapat memastikan pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan menghindari efek samping yang tidak diinginkan.6. Menghindari pemberian antibiotik yang tidak perluKriteria sepsis menurut WHO memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi apakah infeksi yang dialami pasien disebabkan oleh bakteri atau virus. Hal ini dapat menghindari pemberian antibiotik yang tidak perlu pada pasien dengan infeksi virus.7. Meningkatkan kualitas pengobatanDengan adanya kriteria sepsis menurut WHO, dokter dapat melakukan pengobatan yang lebih tepat dan efektif pada pasien dengan sepsis. Hal ini dapat meningkatkan tingkat kesembuhan pasien dan mengurangi angka kematian akibat sepsis.

👎 Kekurangan Kriteria Sepsis Menurut WHO

1. Terdapat perbedaan pendekatan dalam diagnosaMeskipun kriteria sepsis menurut WHO telah disepakati oleh berbagai tenaga medis di seluruh dunia, tetap terdapat perbedaan dalam pendekatan dalam mendiagnosa sepsis di antara tenaga medis. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan atau kesalahan dalam diagnosa sepsis.2. Tidak mempertimbangkan faktor individuKriteria sepsis menurut WHO didasarkan pada gejala umum yang dialami oleh pasien. Hal ini tidak mempertimbangkan faktor individu yang dapat memengaruhi respon tubuh terhadap infeksi, seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat kesehatan.3. Tidak dapat membedakan antara sepsis dan infeksi biasaKriteria sepsis menurut WHO dapat diterapkan pada berbagai jenis infeksi, namun tidak dapat membedakan antara sepsis dan infeksi biasa. Hal ini dapat menyebabkan pasien yang sebenarnya hanya mengalami infeksi biasa dianggap sebagai sepsis.4. Tidak dapat memberikan informasi tentang penyebab infeksiKriteria sepsis menurut WHO hanya mempertimbangkan gejala yang dialami oleh pasien dan tidak memberikan informasi tentang penyebab infeksi. Hal ini membuat dokter sulit untuk menentukan pengobatan yang tepat dan sasaran antibiotik yang diperlukan.5. Tidak mencakup semua tanda dan gejala yang mungkin timbulKriteria sepsis menurut WHO hanya mencakup empat kriteria SIRS dan tidak mencakup semua tanda dan gejala yang mungkin timbul pada pasien dengan sepsis. Hal ini dapat menyebabkan diagnosa yang tidak akurat dan pengobatan yang tidak tepat.6. Tidak secara spesifik memperhitungkan perbedaan kulturKriteria sepsis menurut WHO merupakan kriteria internasional dan tidak mempertimbangkan perbedaan kultur di antara negara. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam mendiagnosa sepsis pada pasien dengan latar belakang budaya yang berbeda.7. Tidak mengatasi faktor-faktor risiko yang terkait dengan sepsisKriteria sepsis menurut WHO hanya mengidentifikasi pasien yang telah mengalami sepsis, namun tidak mengatasi faktor-faktor risiko yang terkait dengan sepsis. Hal ini dapat menyebabkan pasien yang telah sembuh dari sepsis tetap berisiko mengalami sepsis lagi di masa depan.

📊 Tabel Kriteria Sepsis Menurut WHO

Kriteria SIRS Definisi Kriteria
Demam (>38°C) atau hipotermia (<36°C) Perubahan suhu tubuh yang signifikan
Takikardi (denyut jantung > 90 kali/menit) atau takipnea (frekuensi napas > 20 kali/menit atau PaCO2 < 32 mmHg) Perubahan denyut jantung atau frekuensi napas yang signifikan
Trombositopenia (jumlah platelet <100.000/mm3) atau leukopenia (jumlah leukosit <4.000/mm3) atau leukositosis (jumlah leukosit >12.000/mm3 atau band form >10%) Perubahan jumlah sel darah putih atau platelet
Hipotensi (tekanan darah sistolik <90 mmHg atau tekanan darah diastolik <60 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik >40 mmHg dari nilai awal) Perubahan tekanan darah yang signifikan

🙋‍♂️ FAQ tentang Kriteria Sepsis Menurut WHO

1. Apa itu sepsis?

Sepsis merupakan kondisi yang serius dan mengancam nyawa yang disebabkan oleh respons tubuh yang berlebihan terhadap infeksi.

2. Apa saja gejala sepsis?

Gejala sepsis dapat meliputi demam, takikardi, takipnea, trombositopenia, leukopenia, leukositosis, dan hipotensi.

3. Bagaimana sepsis didiagnosis?

Diagnosis sepsis didasarkan pada kriteria SIRS yang meliputi gejala-gejala seperti demam, takikardi, takipnea, trombositopenia, leukopenia, leukositosis, dan hipotensi.

4. Apa saja faktor risiko yang terkait dengan sepsis?

Faktor risiko yang terkait dengan sepsis antara lain usia tua, kondisi medis yang telah ada sebelumnya, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan pasien yang telah mengalami infeksi sebelumnya.

5. Bagaimana sepsis diobati?

Sepsis diobati dengan pemberian antibiotik, pemberian cairan intravena, dan dukungan pada organ yang terkena.

6. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi akibat sepsis?

Komplikasi yang dapat terjadi akibat sepsis antara lain kerusakan organ, syok sepsis, dan kematian.

7. Apakah kriteria sepsis menurut WHO dapat diterapkan di seluruh dunia?

Ya, kriteria sepsis menurut WHO didasarkan pada evalusi klinis dan dapat diterapkan di berbagai negara dan sistem kesehatan.

8. Apa yang harus dilakukan jika seseorang dicurigai mengalami sepsis?

Jika seseorang dicurigai mengalami sepsis, segera cari bantuan medis dan berikan perawatan yang tepat.

9. Apa yang membedakan sepsis dengan infeksi biasa?

Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons infeksi secara berlebihan, sedangkan infeksi biasa hanya terjadi pada bagian tertentu dari tubuh.

10. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah sepsis?

Untuk mencegah sepsis, lakukan tindakan pencegahan infeksi seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari kontak dengan orang yang sakit.

11. Apakah sepsis dapat sembuh?

Ya, sepsis dapat sembuh dengan pengobatan yang tepat dan waktu yang cukup.

12. Apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya sepsis?

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya sepsis, dapat dilakukan kampanye edukasi dan penyuluhan tentang sepsis dan tanda-tanda awalnya.

13. Apakah penggunaan antibiotik selalu diperlukan pada pasien dengan sepsis?

Tidak selalu. Penggunaan antibiotik pada pasien dengan sepsis tergantung pada penyebab infeksi dan keadaan pasien.

🏁 Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang kriteria sepsis menurut WHO. Kriteria sepsis ini didasarkan pada evaluasi klinis dan dapat diterapkan di berbagai negara dan sistem kesehatan. Dengan mengetahui tanda-tanda sepsis, kita dapat mengambil tindakan yang cepat dan menghindari komplikasi serius. Meskipun kriteria sepsis menurut WHO memiliki kelebihan, namun juga memiliki kekurangan dalam diagnosa sepsis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang sepsis dan tanda-tandanya.

🙏 Penutup

Terima kasih Sobat Penurut karena telah membaca artikel ini. Artikel ini dibuat untuk tujuan edukasi dan tidak menggantikan saran medis yang diberikan oleh dokter atau tenaga medis profesional. Jangan sungkan untuk menghubungi dokter atau tenaga medis jika kamu membutuhkan bantuan medis. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan meningkatkan kesadaran kita tentang bahaya sepsis.

Related video of Kriteria Sepsis Menurut WHO